Purwoasri Desa, Sabtu, 24/12/2022.
Tikus sawah merupakan salah satu jenis hama pada tanaman petani, bahkan semua jenis komoditas tanaman petani, mulai dari padi Sampai semua jenis holtikultura yang tentunya akibat dari pada ulah si tikus tersebut dapat mengakibatkan kerugian besar dan meresahkan petani. Meningkatnya luas serangan hama tikus juga dapat disebabkan oleh karena tidak adanya antisipasi berupa gerakan massal intensif pembersihan lahan dan pengemposan lubang-lubang tikus sebelum tanam .
selain itu kebanyakan petani terburu waktu untuk segera tanam padi kembali dan tidak memberikan jeda waktu untuk melakukan gerakan massal secara serentak dalam mengantisipasi hama tikus.
Desa Purwoasri merupakan salah satu Lumbung Pangan di Kabupaten Bojonegoro. Lahan persawahan di Desa ini memiliki lahan yang sangat luas, tatkala musim hujan tiba, Masyarakat Desa Purwoasri yang mayoritas sebagai petani tentunya langsung bergegas untuk menanam padi, Sehingga diperlukan Pengendalian Hama Tanaman Terpadu baik pra tanam maupun pasca tanam yang dikenal dengan istilah geropyok tikus.
Gropyokan merupakan salah satu teknik pengendalian tikus sawah yang dilakukan dengan cara melakukan pemburuan langsung atau membunuh tikus secara langsung (secara fisik), dengan melakukan pembongkaran lubang-lubang aktif sarang tikus kemudian diburu dan dibunuh (gropyokan secara Masal) atau dengan cara di umpan dengan diberi makanan yang mengandung unsur racun untuk tikus di tiap tiap lubang tempat tinggal tikus.
Pelaksanaan Gropyokan tikus pada prinsipnya dilakukan dengan cara pembongkaran lubang aktif. Lubang aktif hanya terlibat sebagai bulatan berdiameter 6-8 cm, padahal didalam lubang tanah tersebut terdapat lorong yang panjang dengan percabangan dan ruangan membesar untuk melahirkan dan menepatkan anak-anaknya saat induk melahirkan.
Karena Lubang tikus memiliki 2-3 lubang masuk/untuk melarikan diri pada lubang aktif, maka pastikan lubang lainnya sudah tertutup terlebih dahulu sebelum pembongkaran lubang aktif. Sehingga saat tikus keluar dari lubang aktif langsung dapat diburu dan dibasmi secara langsung dengan cara dipukul menggunakan alat yang telah disiapkan.
Harap dari Kades Purwoasri H.Imam Muhajir ini, dengan adanya pengendalian hama tikus ini juga diharapkan akan menekan populasi tikus dimasa tanam mendatang, dengan asumsi terbunuhnya 2 ekor tikus akan menghilangkan 2000 ekor tikus dalam kurun waktu satu tahun kedepan, dengan perhitungan sepasang tikus beranak 8 – 12 ekor setiap bulan dan umur reproduksi tikus sangat singkat,tikus siap kawin setelah berusia 35 hari dengan masa bunting 21 hari dan akan kawin lagi 2 hari setelah melahirkan, karena itu populasi tikus sangat cepat sekali berkembang, sehingga diharapkan petani / kelompok tani kompak melakukan pengendalian hama tikus secara rutin. (Bib oprt)